1. PENGERTIAN
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur
vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh. Oksigenasiadalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh
serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa
oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh
sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
2. SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas
yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada,
otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat
pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per
menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan
difusi.
1). Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan
paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru
dan thoraks yang elastis serta persyarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi
utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh saraf frenik, yang
keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.
Udara
yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura
dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih
negative (725 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHG) sehingga udara masuk
ke alveoli.
Kepatenan
Ventilasi terganutung pada faktor :
1. Kebersihan
jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk
dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.
2. Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan
3. Adekuatnya
pengembangan dan pengempisan paru-paru
4. Kemampuan
otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa, internal
interkosa, otot abdominal.
2). Perfusi Paru
Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi
paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi
yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.Darah ini
memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaan oksigen
dan karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9%
dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi
variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi
penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.
3). Difusi
Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam
alveoli ke dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi
dari darah ke dalam alveoli. Difusiadalah
pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi
rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler.
Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi.
Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial
pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk ke dalam
darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam
kapiler 45 mmHg sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.
Anatomi paru
Paru-paru
merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-gelembung udara
atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Paru-paru kanan,
terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan lobus inferior.
2) Paru-paru kiri,
terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior. (Syaifuddin,
1997).
Bronkhus
terminalis masuk ke dalam saluran yang agak lain yang disebut Vestibula, dan di
sini membrane pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia
diganti dengan sel epitelium yang pipih.
Dari
Vestibula berjalan beberapa Infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai
kantong-kantong udara itu. Kantong udara atau Alveoli itu terdiri atas satu
lapis tunggal sel epitelium pipih, dan di sinilah darah hamper langsung
bersentuhan dengan udara hingga suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari
Alveoli dan pertukaran gas pun terjadi. (Evelyn C. P, 2002).
3. SISTEM KARDIOVASKULER
a. Struktur dan letak jantung
Jantung terbagi oleh
sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan
kemudian dibagi menjadi dua ruang, pada bagian di atas disebut “atrium” dan
bagian bawah disebut “ventrikel”. Pada masing-masing belahan terdapat satu atrium dan satu ventrikel. Atrium dan ventrikel dihubungkan
oleh lubang yang terdapat katup, pada bagian sebelah kanan disebut katup (valvula) trikuspidalis dan pada bagian sebelah kiri disebut katub mitral atau
katub bikuspidalis. (Pearce,
1999)
Jantung terbungkus oleh
membran yang disebut perikardium. Membran ini terdiri atas dua lapisan dalam
dan luar. Lapisan dalam disebut perikardium viseralis (membran serus yang lekat
sekali pada jantungnya) dan lapisan luar disebut perikardium parentalis
(lapisan yang membungkus jantung sebagai kantong longgar). Keduanya dipisahkan
oleh cairan pelumas yaitu cairan serus yang berfungsi mengurangi gesekan pada
gerakan memompa dari jantung itu sendiri.
Jantung terdiri dari tiga lapisan, antara lain:
epikardium (luar), miokardium (otot), endokardium (lapisan dalam/endotel).
Gambar 1. Struktur jantung dan
perjalanan aliran darah melalui kamar
jantung, sesuai petunjuk anak panah
b. Fisiologi jantung
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah dari pembuluh
vena ke dalam sirkulasi pulpomal paru-paru vena, vena pulmonalis, atrium kiri,
lewat katup mitral, ventrikel kiri, katup aorta, arteri, arteriola, kapiler,
venula, vena, vena cava inferior, dan kembali ke atrium kanan yang disebut
“sirkulasi sistematik”, sedangkan aliran darah dari atrium kanan masuk lewat
katup trikuspidalis, sirkulasi paru-paru yang disebut “sirkulasi pulmonalis”.
Gangguan aliran dalam
jantung mengakibatkan oksigenasi tidak adekuat, darah arteri dan vena tercampur
yang mengakibatkan perfusi sel-sel berkurang. Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu
kontraksi (systole) dan relaksasi (diastole).Kontraksi kedua atrium
terjadi serentak disebut systole atrial dan relaksasi atrium disebut diastole
atrial, demikian pula untuk kontraksi ventrikel disebut systole ventrikel dan
relaksasi ventrikel disebut diastole ventrikel. Kontraksi ventrikel lamanya 0,3
detik dan relaksasi lamanya 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek sedangkan
kontraksi ventrikel lebih lama dan kuat.
Daya pompa jantung pada
organ yang sedang istirahat berdebar sekitar 70 kali/menit dan memompa 70 ml
setiap denyutan. Dengan demikian jumlah darah yang dipompa setiap menit sekitar
5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan denyut jantung dapat mencapai 150
kali/menit, sehingga daya pompa jantung adalah 20-25 liter/menit. (Evelya C.
Pearce, 2002).
Gambar 2. Gambaran skematik aliran darah melalui
system kardiovaskuler
4. HEMATOLOGI
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke
jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen
dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3%
oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul
Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan
satu molekul oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb
dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, Ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam
darah merah.
Dengan demikian besarnya Hemoglobin (Hb) dan jumlah
eritrosit akan mempengaruhi transport gas.
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGEN
1. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran
napas bagian atas
3. Hipovolemia sehingga
tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O2
terganggu
4. Meningkatnya
metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka
dan lain-lain.
5. Kondisi yang
mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obersitas, musculus
skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru
2. Faktor Perkembangan
1. Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya
pembentukan surfaktan
2. Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
3. Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran
pernafasan dan merokok
4. Dewasa muda dan pertenggahan : diet yang tidak
sehat, kurang aktivitas, stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang
mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun
3. Faktor Prilaku
1. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan
penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang, diet yang
terlalu tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.
2. Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
3. Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah perifer dan
koroner
4. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi
(Fe)
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol
menyebabkan depesi
pusat pernafasan
5. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
4. Faktor Lingkungan
1. Tempat kerja (polusi)
2. Suhu lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut
5. PERUBAHAN FUNGSI JANTUNG
Perubahan-perubahan
fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah sebagai berikut :
1. Gangguan Konduksi
Gangguan konduksi (hantaran) seperti distritmia
(takikardia/bradikardia)
2. Perubahan Cardiac Output (Curah Jantung)
Menurunnya cardiac output seperti pada pasien dekom
menimbulkan hipoksia
Jaringan.
3. Kerusakan fungsi katub seperti pada stenosis,
obstruksi, regurgitasi darah yang
mengakibatkan vetrikel bekerja lebih keras.
4. Myocardial iskhemial infrark mengakibatkan kekurangan
pasokan darah dari
arteri koroner ke miokardium.
6. PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan
dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :
a. Kecemasan
b. Infeksi / sepsis
c. Keracunan
obat-obatan
d. Kertidakseimbangan
asam basa seperti pada asidosis metabolik
Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah
takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurunnya
konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
2. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak
adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh
atau untuk
mengeluarkan CO2 dengan cukup, biasanya terjadi pada keadaan
atelektasis (kolaps paru).
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi
adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi,
kardiakdistritma, ketidakseimbangan elektrolit,
kejang, dan kardiak arrest.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya
penggunaan O2 pada
tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a. Menurunya
hemoglobin
b. Berkurangnya
konsentrasi O2 jika
berada di puncak gunung
c. Ketidakmampuan
jaringan mengikat O2 seperti
keracunan sianida
d. Menurunnya difusi
O2 dari alveoli ke dalam
darah seperti pada pneumonia
e. Menurunnya
perfusi jaringan seperti syok
f. Kerusakan /
gangguan ventilasi
Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelehan,
kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi
meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis dan clubbing.
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta :
Salemba Mardika tahun 2006.
Hidayat, Aziz Alimul. Pengantar
Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
Salemba Mardika 2007
Perry, Potter. Fundamental of nursing Edisi 4. Volume
1 & 2. Jakarta : EGC. 1997
Makasih sangst berguna😊😊
BalasHapus